When You Believe (Kekuatan Vokal + “Meaningful” Lirik)
“Lagu yang oke punya” setujukah kalian? (info: tiada pemaksaan dari penulis 😀 )
One of my fav song…. hahaha 😉
Bicara soal musik, tentu banyak dari kawan-kawan semua yang memiliki favoritnya masing-masing. Termasuk saya, favorit saya se-abreg. Seperti halnya film yang punya genre (pasti tau kan genre favorit ane? Lihat posting-an sebelumnya) musik juga memiliki genre yang bermacam-macam. Mulai dari pop, rock, jazz, reggae, country, dan lain sebagainya. Bahkan dari satu jenis musik masih dibedakan lagi, misalnya musik rock dibagi lagi jadi hard rock, pop rock, semi hard rock, dan lain-lain.
Loh..loh…kenapa jadi bahas aliran musik ya? Apakah saya amnesia? (amnesia kalo saya cakep ) well, sorry kawan kalau saya agak kurang
waras fokus pada tema postingan kali ini. Walaupun begitu, gak ada salahnya kan kita menyimak sebentar pendahuluan mengenai musik (membela diri)
Jika kalian pernah nonton film The Prince of Egypt, pasti agan-agan tak asing dengan salah satu Soundtrack-nya, When You Believe, yang artinya “saat kau yakin” (kereen 🙂 ). Dinyanyikan oleh Mariah Carey dan Whitney Houston semakin menambah kesempurnaan lagu ini. Written and Composed by Stephen Schwartz di tahun 1998, lagu ini berhasil menyabet banyak piala, salah satunya Academy Award. Lagu bertipe ballad ini melukiskan bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk mewujudkan harapan sekalipun itu adalah sebuah keajaiban (miracle) dan hal itu bisa diraih ketika kita yakin dan percaya kita bisa meraihnya. (cocuiiit 😳 )
Komposisi vokal dalam lagu ini dikategorikan (more…)
Final Destination 5, Lagi?
Sebagai penyuka film-film ber-genre horror, thriller, slasher sangat “wajib” hukumnya untuk nonton film yang satu ini. Alasan pertama yang membuat saya pengen nonton film ini tak lain dan tak bukan karena ceritanya yang cukup thrilling. Bermula ketika pertama kali nonton seri perdananya. Mantaap kali kawan, cerita yang superb menurut saya. Saya membayangkan jika saya punya penglihatan masa depan dimana saya tahu kapan dan bagaimana saya akan mati, terus saya bisa menghindari peristiwa itu agar tidak mati. Fiuh…bukan main! Takdir tak akan membiarkan kita membelot dari nasib yang telah digariskannya. Ia tidak akan membiarkan kita ketawa lepas setelah menghindari kematian, karena takdir akan terus mengejar nyawa kita. Nampaknya itulah yang ingin diusung oleh James Wong untuk ditampilkan dalam bentuk film. Wow…
Kembali ke film… Berangkat dari rumah rekomendasi teman, kicauan di twitter, status di facebook, dan bombardir trailer-nya di youtube, saya berkata, I got it!! Sequel yang sangat saya tunggu-tunggu. Well, saya pun nonton film itu. Berharap dapat mengobati kekecewaan yang saya dapat dari sequel sebelumnya, ke-4.
Pada dasarnya, alur ceritanya tidak jauh berbeda dengan sequel-sequel sebelumnya. Yaitu dimana ada seseorang yang diberi kemampuan untuk melihat masa depan (tentang kematian) yang berusaha menghindari peristiwa-peristiwa yang dapat membunuhnya. Cerita itu sebenarnya sedikit gampang ditebak. Umumnya alur cerita berkutat tentang future vision, urutan kematiannya pun sesuai firasat yang diperoleh oleh pemeran utama. Beda ceritanya saat nonton sequel ketiga atau yang pertama. Urutan kematian tak langsung bisa tertebak, tetapi kita disuruh berpikir dulu.
Sam Lawton, seorang pemuda yang menjadi pemeran utama diramalkan akan mati dalam sebuah kecelakaan akibat kolaps-nya jembatan gantung sedang yang mereka seberangi. Awalnya, mereka sedang menaiki bus interline city, RollandCoach Lines dalam acara retreat menuju Vancouver-British Island. Jembatan yang sedang dalam perbaikan itu tiba-tiba retak dan akhirnya hancur. Bersama rekan-rekannya, satu per satu dari mereka mati. Dan berkat penglihatan itu, Sam membawa rekan-rekannya untuk menghindari kecelakaan di jembatan gantung Lions Gate. Namun, rupanya takdir tak akan membiarkan mereka hidup aman. Kematian datang menemui mereka satu per satu.
Candice – mati setelah mengalami pendaratan yang buruk saat lompat gymnastik (olahraga paan se nih) karena bubuk putih (atau tepung sih) membuyarkan konsentrasinya.
Ishak – kepalanya hancur ketimpa patung budha di tempat pijat. (more…)
Belajar Ngedit Foto Memakai Photoshop
Mengisi waktu senggang bisa dilakukan dalam berbagai macam cara. Mulai dari jalan-jalan, nonton film, wisata kuliner, belajar (hebat!), nongkrong, males-malesan, atau malah molor, semuanya bisa dilakukan dan itu terserah anda mau pilih yang mana. Saya? Karena “males” males-malesan terus akhirnya cari kesibukan sendiri. Otak-atik laptop ketemu Adobe Photoshop, sebuah software yang jarang saya buka akibat rutinitas kuliah yang mendominasi waktu saya. Okey, dengan alasan tersiksa karena gak ada yang bisa dilakukan, saya buka tuh sotoshop Photoshop.
Eh, jangan salah dulu. Saya bukan mau ngasih tutorial buat ngotak-atik foto kepada agan-agan sekalian. Hehe…. 😉
Sebagai pengedit amatir, saya cukup memainkan menu-menu yang mempunyai efek langsung terhadap tampilan foto yang mau di-edit. Terang saja, langsung main menu filter. Masing-masing sub menu nya saya coba satu per satu. Tak berhenti sampai di situ, saya juga main manipulasi warna, transparansi, tekstur, dan lain-lain (yang masih dasar).
Dan hasilnya, saya terkagum-kagum dengan hasil karya saya sendiri (menangis bahagia). Rasanya perlu untuk memberikan hak cipta untuk karya (yang menurut saya) terbaik ini. Hahaha.. Kawan-kawan penasaran dengan karya maestro saya? Bisa didownload dilihat di bawah ini…
(info: kami menyediakan kotak amal saran dan kritik dari kawan semua yang terganggu tertarik melihat-lihat galeri photoshop saya) (more…)