all the things that make my mind itch to review..

Kuliah-Kampus

Tugas Kuliah? So What!!

Ikhzanagi kembali hadir…. (give applause!!) :mrgreen:

Kali ini membahas dunia mahasiswa yang multi-problematik (eeaaa… 🙂 ). Kenapa disebut demikian, ya karena pasti setiap mahasiswa memiliki permasalahan yang beranekaragam (bukannya semua manusia punya masalah??) ❓ Permasalahan itu sangat bermacam-macam, mulai dari telat kuliah, dimarahi dosen, tugas numpuk, bolos, IP nasakom (nasib satu koma), uang jajan telat, berantem sama pacar 😳 , dan lain sebagainya (ada beberapa yang dialami penulis sendiri 😆 )

Bukan rahasia umum lagi kalo banyak mahasiswa di setiap Perguruan Tinggi, Institut, Politeknik, Sekolah Tinggi, dan semacamnya mengeluhkan banyaknya tugas yang diberikan dosen kepada mereka. Masalah yang satu ini memang yang paling dewa, (maksudnya??) sebab saya jamin tanpa survey pun pasti semua mahasiswa pernah mengeluhkan banyaknya tugas yang mereka terima. Katakanlah si mahasiswa itu rajinnya nggak diragukan, pasti kalau sedang curhat (untuk masalah kuliah) kepada temennya dia bilang “gila ya ni dosen, masak ngasih tugas segini banyaknya??” atau begini “kalo tugasnya segini banyak, bisa-bisa tanganku keriting nih”  terus mukanya dipasang cemberut dan mulutnya agak manyun 😆 Hal itu sah-sah saja sih senenarnya, karena saya sendiri kadang-kadang juga ngeluh saat dapat tugas banyak (meringis). Well, terus kita mau apa coba kalo sudah gitu? Nangis 😦 ? marah 👿 ? hello kawan, ya itulah konsekuensi jadi seorang mahasiswa. Kalau nggak mau banyak tugas ya jangan jadi mahasiswa donk!! 👿 … Gitu aja kok repot! (suara nge-bass ala Gus Dur) 😉

(gambar: promosi notebook, ini gambaran waktu saya ngerjain laporan praktikum)

Sebelumnya maaf kalau di paragraf di atas, saya agak gila terlalu menggebu-gebu. Langsung saja saya kasih contoh (biar jelas) salah satu tugas (more…)


Naik Truk…. No Problem!

Brum…brum…brum…ciiitt…ggloodaaakk!!!
Terlempar sana, terlempar sini.. bentur sana bentur sini…
Adalah saya, yang sedang naik mobil TRUK perusak mood. Oke, ceritanya bermula ketika saya (dan semua MABA UM jurusan Kimia 2011) ditakdirkan untuk mengikuti serangkaian kegiatan pengukuhan mahasiswa baru UM. Yang tergambar di benak saya tentu acara yang menyenangkan bisa berkreasi bersama, berkumpul sesama MABA, ajang cari teman sebanyak-banyaknya, ajang pelatihan keorganisasian, dan kegiatan berharga lainnya. Dan betapa senangnya begitu tau bahwa apa yang saya bayangkan memang demikian adanya terbukti sepanjang acara diklat berlangsung (5 jempol buat panitia).

Tetapi..(ada tapinya), tahukah kawan bagaimana kita bisa berangkat ke sana? (baca judul) Betul, naik truk pemirsa (menangis haru). Bukannya apa-apa, si penulis ini kurang tahu mengapa kami (yang tak berdosa ini) harus naik truk? Dan dengan pertimbangan yang begitu panjang akhirnya “Oke, saya naik”. Dalam acara tersebut terdapat 4 buah truk yang masing-masing diisi 20-25 an orang. Dan betapa “beruntungnya” saya kebagian pada truk yang paling belakang. Sekitar pukul 3 sore, the most luxurious vehicle yang akan membawa kami ke Batu telah memutar roda-rodanya. Tak ada senyum indah yang terpancar di bibir para penumpang. Manyun dan mengeluh sana sini menjadi soundtrack utama dalam perjalanan kami. Bagaimana dengan penulis sendiri? Jawabnya, tak jauh beda. Betapa tidak, jarak antara kampus dengan Batu amatlah jauh, bagaikan jarak bumi dan pluto (o…gitu?). Pokoknya jauh kawan… dan pada jarak yang jauh itu kita harus berbentur ria di dalam bak truk. Hahaha….(info: penulis ketawa saat mengingat kejadian itu).

30 menit berlalu, nampaknya tubuh saya mulai beradaptasi dengan suasana dalam truk yang begitu abstrak. Setiap ada sinyal mau benturan, terlempar, ketimpuk, saya selalu bisa menepisnya dengan baik (berkat latihan ninjutsu bersama Naruto, haha). Dan entah angin apa yang masuk dalam otak saya (angin puting beliung kayaknya) hingga saya mengeluarkan kata, “eh, seru juga ya naik truk”(whatt??). Tapi itulah realita yang ada, saya sedih senang naik truk…akhirnya. (backsong: we are the champion)

Setelah melalui masa-masa kritis itu, akhirnya saya bisa menikmati perjalanan. Sebagai anak yang baik, ingin saya tularkan kebahagiaan ini kepada teman-teman senasib saya (baca: nasib penumpang truk) yang masih berkutat dengan keluhan-keluhan mereka tentang kendaraan yang SUPER ini. Tapi entahlah, mereka masih tak tersentuh dengan nasihat bijak saya (Dalai Lama kalah).  Dan kurang lebih dua jam perjalanan harus ditempuh. Masih di dalam truk, si penulis telah menemukan kesenangannya naik kendaraan yang ber-tensi tinggi itu. Buktinya, saya sempatkan untuk mengabadikan moment terakhir tersebut dalam beberapa gambar. Nih, saya kasi liat.. (more…)


Tips Mengikuti Perkuliahan

Belajar merupakan perubahan perilaku maupun pengetahuan yang relatif menetap disebabkan oleh pengalaman. Untuk bisa belajar dengan baik khususnya di bangku perkuliahan, coba perhatikan tips-tips berikut..
  • Pahami kontrak perkuliahan & RKBM
  • Mengikuti tatap muka minimal 75%.
  • Belajar terlebih dahulu materi yang akan disajikan oleh doosen.
  • Tidak terlambat mengikuti kuliah.
  • Pilih posisi duduk yang strategis.
  • Membuat catatan kuliah yang merupakan intisari materi perkuliahan.
  • Aktif bertanya dan berdiskusi dengan dosen, jangan jadi mahasiswa  datang, duduk, dengar,  catat. Jadi latihlah kemampuan berbahasa Anda.
  • Salin kembali catatan kuliah secara rinci dan sistematis ke dalam buku khusus.

Ritual Wajib Untuk Setiap MABA

Halo guys, bingungkah kalian dengan maksud judul di atas??? (iya, abis agak geje sih)..

key, nih, aku jelasin…

Berangkat dari pengalaman penulis, yang kebetulan baru jadi MAHASISWA (tolong digarisbawahi, hehe) alias MABA 2011, tentu tiada kata lain yang bisa menggambarkan perasaan yang dirasakan si penulis. Istilahnya, bungahe ra karu-karuan. Hehe

Tapi gak lantas demikian kawan, tentu bagi kalian yang pernah merasakan jadi MABA atau malah sedang merasakan jadi MABA (sabar ya..) ada beberapa saat dimana rasanya gak uenak sekali alias ga pentingnya tingkat dewa (disadur dari idiom yang populer saat ini). Misalnya saja, adanya PKPT (udah bisa nebak itu dari Universitas mana??), Ospek jurusan, Ospek Fakultas, Dies Natalis jurusan, sampai MIPA Anniversary. Hem…kebayang ga sih, kita yang tadinya dari SMA dengan mimpi sebesar gunung, seluas jagat raya ini…(^^ngopy lagunya Agnes ft Ahmad Dhani), semakin terkejut dengan suasana kampus dan padatnya daftar kegiatan di dalamnya.

(foto: setelah acara Outbond di Cuban Rondo, Batu)

Beraatt…Capekk…(udah cukup alay belum?) adalah kata-kata yang terucap akibat akumulasi dari keluhan-keluhan MABA saat mengikut semua kegiatan “wajib” di kampus. Sebenarnya seefektif apa sih kegiatan tersebut? Jawabannya “ini buat kebaikan kalian dek!! Kegiatan ini untuk membuat kalian bisa beradaptasi dengan lingkungan kampus. Kalian akan lebih kenal bagaimana sih dunia kampus itu, apa aja sih yang bisa dilakukan di kampus itu, banyak dek! Jadi ikuti saja semua kegiatan yang telah disusun kakak-kakak HMK-BEMFA dengan baik” (rrrgghhh…. info: intonasinya didominasi nada tinggi dan timbre serak-serak  lembab yang khas).

Menurut kalian, jawaban itu udah cukup belum? Penulis pribadi kurang sependapat dengan jawaban itu (apalagi mendengarnya saja bikin senewen). Sebenarnya gak salah juga sih jawaban itu karena tujuan utama diadakannya kegiatan-kegiatan itu memang demikian. Hanya saja (jika kawan pembaca tahu keadaan di lapangan) prakteknya agak sedikit bergeser dari tujuan utamanya (baca: melenceng). Tapi, OVER ALL, that will be unforgettable moments and the only moments I get…(baru kemaren belajarnya, hahaha). Mengapa begitu, sebab telepas dari segala kekurangan dan tugas yang “alhamdulillah” sangat merepotkan, ritual MABA kemarin cukup meninggalkan kesan yang cukup mendalam (sedalam palung Mariana, haha).

(more…)